Gara-gara terlalu semangat untuk menyalurkan pengalaman dan ingatan saya yang mencuat ketika bangun tidur--Terbukti, lho! Bangun pagi-pagi bisa mengeluarkan ide-ide segar!--saya sampai kelupaan Rules of Thumb alias peraturan-peraturan dasar dalam moo-preneurship.
Peraturan-peraturan dasar dalam moo-preneurship adalah :
Peraturan-peraturan dasar dalam moo-preneurship adalah :
1.) Lokasi di mana akan didirikannya peternakan sapi tersebut.

ini adalah contoh lokasi yang SANGAATTTT diidam-idamkan, dan sekarang sedang berusaha untuk meraih impian ini! ;)
Lokasi menentukan prestasi--bukan hanya dalam ilmu percontekan yang menjadi aturan dasarnya--walau sekarang aturan tersebut sudah usang, karena sistem kursinya sudah menggunakan random--dalam moo-preneurship juga dibutuhkan, khususnya apabila memutuskan untuk berusaha di bidang sapi perah.
AFAIK, sapi perah adalah binatang yang paling sensitif terhadap udara dan cuaca, sapi perah ideal dan optimalnya berada di kawasan datarangan tinggi yang memiliki suhu yang lebih dingin dan udara yang lebih sejuk, sebenarnya bisa saja beternang di dataran lebih rendah dan hangat, tapi--AFAIK, bersiap-siap saja dengan sapi yang gampang rewel karena heat stress yang mengakibatkan produksi susu menurun--sedangkan sapi potong, cukup fleksibel dalam posisinya.
Oh ya! Pastikan lokasi peternakannya agak jauh dari pemukiman penduduk--apalagi lingkungannya bukan lingkungan para peternak sapi, tapi apabila mendirikannya di kawasan peternak sapi (Saya salahsatu contohnya! Hehehe.) anda bisa sedikit bernapas lega.
AFAIK, sapi perah adalah binatang yang paling sensitif terhadap udara dan cuaca, sapi perah ideal dan optimalnya berada di kawasan datarangan tinggi yang memiliki suhu yang lebih dingin dan udara yang lebih sejuk, sebenarnya bisa saja beternang di dataran lebih rendah dan hangat, tapi--AFAIK, bersiap-siap saja dengan sapi yang gampang rewel karena heat stress yang mengakibatkan produksi susu menurun--sedangkan sapi potong, cukup fleksibel dalam posisinya.
Oh ya! Pastikan lokasi peternakannya agak jauh dari pemukiman penduduk--apalagi lingkungannya bukan lingkungan para peternak sapi, tapi apabila mendirikannya di kawasan peternak sapi (Saya salahsatu contohnya! Hehehe.) anda bisa sedikit bernapas lega.
2.) Kandang yang "Representatif".
Mudah-mudahan kandang kami yang baru kelar direnovasi--dan masih berantakan--bisa mewakili kandang yang representatif. :)
Hal ini saya akui adalah hal yang paling susah-susah gampang, karena persyaratan kandang ternak lumayan ketat, yaitu : Teduh (Ya iyalah!), memiliki sirkulasi udara yang cukup, pencahayaan yang pas, dan "seatpitch" tempat sapi yang cukup lega dengan rasio AFAIK lebar sapi+1 atau 2 meter lebihan untuk kanan dan kirinya (Lebih direkomendasikan kalau lebarnya cukup untuk dipakai sapi itu beraktifitas dengan leluasa dan buang hajat!)
Ngomong-ngomong soal buang hajat, ada muncul mitos kalau sapi itu jorok karena suka buang hajat seenaknya. Sebenarnya mitos itu nggak benar, karena sapi memiliki naluri untuk memisahkan tempat antara tempat di hidup dengan kakusnya--mitos ini terjadi karena lebar kandang yang kurang representatif bagi kenyamanan sapi itu sendiri.
Oh ya, jangan lupa dengan saluran limbah kotoran yang selalu lancar dan disediakan lahan terbuka untuk digunakan sebagai tempat pembuangan--tapi kalau punya rezeki, bisa ditampung untuk dijadikan biogas itu lebih baik! ;)
Ngomong-ngomong soal buang hajat, ada muncul mitos kalau sapi itu jorok karena suka buang hajat seenaknya. Sebenarnya mitos itu nggak benar, karena sapi memiliki naluri untuk memisahkan tempat antara tempat di hidup dengan kakusnya--mitos ini terjadi karena lebar kandang yang kurang representatif bagi kenyamanan sapi itu sendiri.
Oh ya, jangan lupa dengan saluran limbah kotoran yang selalu lancar dan disediakan lahan terbuka untuk digunakan sebagai tempat pembuangan--tapi kalau punya rezeki, bisa ditampung untuk dijadikan biogas itu lebih baik! ;)
3.) Sapinya, tentu!
Memilih teman-teman berbuntut kita yang cantik-cantik ini juga perlu diperhatikan serius, karena kondisi fisik sapi juga berpengaruh pada kesehatan dan performa produksi susunya, ada beberapa aspek yang dijadikan untuk menentukan seberapa bagusnya sapi perah tersebut :
- Mata bersinar dan mengkilap, terlihat sehat, segar, dan dua-duanya normal.
- Hidung pun keringetan melulu.
- Punggung harus lurus mantap, persis kayak papan tulis, enggak bungkuk juga enggak mencong ke dalam.
- Keempat kakinya juga tegak berdiri kayak pondasi gedung, tidak membentuk X maupun Y.
- Ambing berbentuk seperti bodi perahu, fully ovale, besar, dan terlihat banyak uratnya.
- Puting berjumlah sama dan simetris satu sama lain dan ketika dicoba diperah, air susu keluar dengan lancar.
- Kalau dilihat dengan serius dari depan dan belakang, sapi terlihat berdiri rata--ini berarti sapi tidak cacat atau mengalami sakit karena ada luka atau penyakit pada kaki atau telapok kukunya.
- AFAIK, sapi perah yang bagus adalah sapi perah yang masuk laktasi pertama alias baru beranak sekali, ini bisa dilihat dari garis melintang di tanduknya dan garis tanduk ini sering dipakai untuk dasar penentuan umur produktifitas sapi, dan yang bisa dibilang masih produktif adalah sapi perah pada masa laktasi pertama hingga keempat, untuk selanjutnya bisa dikatakan sudah mulai tua dan menurun produktifitasnya.
- Perhatikan berapa banyak kemampuan menghasilkan susu per harinya, apabila produksi susunya < 10 liter, bisa dibilang payah, sedangkan produksi susunya 10-15 liter, bisa dikatakan kategori bagus, sedangkan diatas 15 liter sering disebut sapi super.
Ada yang harus sangat diperhatikan ketika melihat umur produktif sapi dengan memperhatikan guratan tanduk, kadang ada penjual sapi perah yang nakal dengan mengkikir tanduk biar tidak kelihatan garis umurnya supaya terlihat masih muda, ini membutuhkan kejelian kita dalam menyeleksi sapi yang akan kita beli!
Well, nggak cuma umur saja yang dikadali, kemampuan produksi susu juga sering diakali oleh penjual sapi--dan saya mendapatkan pelajaran berharga dalam masalah ini, waktu itu saya sedang mencari sapi perah, lalu saya ditawari seekor sapi yang diiming-imingi memiliki kemampuan produksi 15 liter/hari dan waktu itu saya mencoba memastikannya untuk melihat perahan sorenya tujuh liter (karena hitungan saya perahan pagi lebih banyak 1-3 liter dari perahan sore) dan nggak pake ragu lagi saya pun membeli sapi tersebut!
Tapi apa boleh dikata--setelah menjadi bagian dari keluarga kandang kami, ternyata performanya mengecewakan--hanya 1,5 hingga 3 liter/hari untuk perahan pagi dan 1 sampai 1,5 liter untuk perahan sore, padahal saya sudah memberi pakan sebaik dan semaksimal mungkin. :( ) ternyata ketika saya sharing pengalaman saya dengan peternak lainnya--ada kemungkinan Saya merupakan korban sapi yang puasa diperah (pagi tidak diperah tapi nanti diperah untuk sore agar terlihat banyak perahannya.) *tepok jidat*
Karena pengalaman tersebut, saya memiliki beberapa cara untuk memeriksa apakah sapi perah yang akan dibeli :
- Periksa dengan baik kondisi sapi sesuai dengan rules of thumb dalam sapi ideal.
- Periksa dengan baik guratan tanduknya dengan baik-baik, karena mau dikikir sehalus apa pun, tetap kelihatan guratannya.
- Apabila ingin melihat hasil perahan susu yang sebenarnya, lakukan pemeriksaan secara insidentil, jangan membuat janji dengan si penjual agar kita bisa melihat hasil perahan susu teraktual dan mengurangi kesempatan si penjual "membedaki" sapi yang akan dijual.
- Lebih bagus sapi yang akan kita beli difoto seluruh badan dan pose, karena ada kasus yang mau dibeli Sapi A dan kembali dicocokkan kembali sebelum "ijab-kabul", ternyata yang dilepas ke kita adalah Sapi B--yang produksinya lebih jelek--yang kondisi dan ciri-ciri fisiknya beda-beda tipis.
- Pastikan kita untuk mengetahui apa saja jenis dan berapa banyak porsi pakan si sapi yang akan dibeli sehingga menghasilkan kemampuan produksi sebesar itu, karena tiap sapi kadang beda perlakuannya--dan kalau dihantam rata, ada yang produksinya malah menurun.
Ini adalah bagian tervital dan paling banyak mengeluarkan biaya dalam moo-preneurship, karena untuk mendapatkan susu yang berkualitas, sapi harus mendapatkan asupan pakan yang bergizi, di Indonesia, pakan yang sering dipakai oleh para peternak sapi adalah :
- Rumput hijauan, dan yang dijadikan primadona oleh para peternak adalah rumput jenis king grass, kelebihannya adalah hanya butuh satu setengah bulan untuk berkembang (dari masih bibit) dan butuh seminggu setengah untuk tumbuh kembali (untuk king grass yang sudah siap potong)

konsentrat adalah salahsatu bahan makanan pendukung pagi ternak, apabila komposisi gizi konsentrat selalu terjaga, hanya bermodal rumput dan konsentrat+jerami untuk darurat, sudah bagus.
- Konsentrat, yang merupakan booster bagi pakan ternak karena kandungan gizi yang lebih banyak dan lengkap ketimbang sekedar rumput hijauan, biasanya terdiri dari mix-max dedak, bungkil kelapa, bungkil kacang tanah, kedelai, dll--biasanya tiap pabrik konsentrat sering memiliki variasi sendiri.
jerami adalah pakan darurat bagi ternak apabila hijauan sedang tidak ada, ibarat mie instant di dunia manusia, jerami hanya bersifat mengenyangkan dengan kandungan protein dan vitamin yang nyaris tidak ada.- Jerami, yang biasanya berasal dari batang-batang padi sisa penggilingan, sering dipakai untuk dijadikan emergency food ketika pakan utama seperti rumput hijauan dan konsentrat sedang tidak ada, not really reccommended buat dijadiin pakan tetap, karena kandungan seratnya lebih banyak ketimbang protein dan vitamin yang ada pada rumput hijauan.
- Ampas tahu, ampas kecap, ampas bir, berbagai macam ampas-ampasan yang sebagian besar berasal dari kacang kedelai, fungsinya sebagai patch bagi kualitas konsentrat--yang selalu jadi masalah bagi usaha pabrik konsentrat yang belum mampu mengendalikan kualitasnya--yang menurun, tapi karena terlalu seringnya turunnya kualitas konsentrat, ampas-ampasan ini akhirnya menjadi "pakan wajib" bagi ternak sapi perah.
Dalam dunia moo-preneurship, ini adalah salahsatu tantangan terbesar--dan makin membesar karena kualitasnya yang semakin nggak jelas--yang harus bisa dihadapi dan dicari solusinya, karena biaya pakan kira-kira hampir 60 persen menguasai biaya operasional keseluruhannya.
Alhamdulillah, untuk masalah lahan dan sapi, bisa dibilang sudah beres--apalagi seminggu yang lalu baru beres merenovasi kandang. Kini tinggal masalah pakan ternak yang ada di hadapan saya--dan sampai sekarang saya masih putar otak untuk menemukan solusinya.
Hmmm! Kelihatannya masih belum lengkap dan jelas penjelasannya, mudah-mudahan saya sempat untuk memutakhirkan lagi supaya makin lengkap.
Kalau ada kesalahan itu memang murni dari saya--dan mohon dibantu untuk dikoreksi, apabila semuanya benar adanya itu semata-mata milik Yang Memiliki Ilmu.
Salam Moo-preneur!
Alhamdulillah, untuk masalah lahan dan sapi, bisa dibilang sudah beres--apalagi seminggu yang lalu baru beres merenovasi kandang. Kini tinggal masalah pakan ternak yang ada di hadapan saya--dan sampai sekarang saya masih putar otak untuk menemukan solusinya.
Hmmm! Kelihatannya masih belum lengkap dan jelas penjelasannya, mudah-mudahan saya sempat untuk memutakhirkan lagi supaya makin lengkap.
Kalau ada kesalahan itu memang murni dari saya--dan mohon dibantu untuk dikoreksi, apabila semuanya benar adanya itu semata-mata milik Yang Memiliki Ilmu.
Salam Moo-preneur!


No comments:
Post a Comment
Komentar, masukan, saran, atau kritik--WELCOME!! Asal masih dirasa sesuai dengan norma kesopanan bangsa kita. Saya yakin kita semua orang yang beragama, dewasa, dan berpendidikan. ;)